logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊTerbiasa Menikmati Murahnya...
Iklan

Terbiasa Menikmati Murahnya Harga BBM Bersubsidi

Masyarakat Indonesia sangat terbiasa mengonsumsi BBM bersubsidi dari pemerintah. Dari seluruh konsumsi BBM, sekitar 90 persennya merupakan jenis bensin ataupun solar bersubsidi.

Oleh
Budiawan Sidik A
Β· 1 menit baca
Antrean sepeda motor yang hendak mengisi bahan bakar minyak jenis pertalite di SPBU di kawasan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Kamis (25/8/2022). Komisi VII DPR mendesak pemerintah untuk menambah kuota BBM bersubsidi pada tahun ini. BBM bersubsidi yang kuotanya diusulkan naik adalah pertalite dari 23 juta kiloliter di tahun ini menjadi 29 juta kiloliter dan biosolar dari 14,9 juta kiloliter menjadi 17,39 juta kiloliter.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Antrean sepeda motor yang hendak mengisi bahan bakar minyak jenis pertalite di SPBU di kawasan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Kamis (25/8/2022). Komisi VII DPR mendesak pemerintah untuk menambah kuota BBM bersubsidi pada tahun ini. BBM bersubsidi yang kuotanya diusulkan naik adalah pertalite dari 23 juta kiloliter di tahun ini menjadi 29 juta kiloliter dan biosolar dari 14,9 juta kiloliter menjadi 17,39 juta kiloliter.

Masyarakat Indonesia terbiasa dengan harga bahan bakar minyak yang disubsidi pemerintah. Kebiasaan ini membuat masyarakat menilai bahwa harga BBM harus murah. Ironisnya, penikmat subsidi ternyata sebagian besar adalah golongan mampu.

Laporan dari Kementerian Keuangan menunjukkan, BBM bersubsidi di Indonesia rata-rata lebih dari 80 persennya dinikmati oleh golongan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Setidaknya dari dua jenis BBM bersubsidi, yakni solar dan pertalite ternyata yang dinikmati oleh masyarakat tidak mampu relatif minim, yakni rata-rata kurang dari 20 persen.

Editor:
ANDREAS YOGA PRASETYO
Bagikan