Analisis Litbang "Kompas"
Membangun Asa Ketahanan Pangan di Negeri Petani
Dominasi sektor industri pada perekonomian makro tidak serta-merta mengubah profil pekerjaan mayoritas penduduk Indonesia. Sektor agraris masih menjadi tulang punggung utama penyerapan tenaga kerja.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F06%2F20%2Ff7fb44a9-140a-48fc-99ee-890a343ee9f4_jpg.jpg)
Buruh tani menjemur gabah yang baru dipanen di Samudera Jaya, Bekasi Jawa Barat (20/6/2022). Menurutnya gabah kering panen saat ini dihargai Rp 4.100 per kilogram.
Masih dominannya sektor agraris sebagai tumpuan lapangan kerja di Tanah Air terlihat dari potret Keadaan Angkatan Kerja Indonesia Agustus 2021. Data Badan Pusat Statistik atau BPS tersebut menunjukkan bahwa jumlah pekerja di sektor pertanian berkisar 37 juta orang. Angka ini menyumbang sekitar 28 persen dari seluruh pekerja secara nasional yang mencapai 131 juta orang. Pekerja pertanian tersebut terdistribusi lagi ke berbagai subsektor, seperti pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
Keberagaman subsektor pertanian itu membuat tingkat kemakmuran petani yang menggelutinya juga beraneka rupa. Ada yang sejahtera, tetapi ada pula yang sebaliknya. Tolok ukur kesejahteraan ini terlihat dari besaran Nilai Tukar Petani (NTP) untuk subsektor masing-masing. Jika nilai NTP di atas 100, dapat dikategorikan petani bersangkutan hidup relatif sejahtera. Namun, jika NTP di bawah 100, dikategorikan belum sejahtera.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 43 dengan judul "Membangun Asa Ketahanan Pangan di Negeri Petani".
Baca Epaper Kompas