logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊKeluh-kesah Kualitas Udara Ibu...
Iklan

Keluh-kesah Kualitas Udara Ibu Kota di Media Sosial

Langit Jakarta berwarna abu-abu seperti kabut di pagi hari beberapa saat lalu menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat. Seperti fenomena sebelumnya, dugaan pun kembali mengarah pada kualitas udara yang tengah buruk.

Oleh
Debora Laksmi Indraswari
Β· 1 menit baca
Jakarta belum mampu membereskan buruknya kualitas udara yang sering terjadi. Berdasar data kualitas udara IQAir pada pukul 11.00, Rabu (22/6/2022), nilai Indeks Kualitas Udara (AQI) kota Jakarta adalah 163 atau masuk dalam kategori tidak sehat. Sementara kandungan partikel halus di udara yang ukurannya 2,5 mikron atau lebih kecil (PM2,5) sebesar 79 mikrogram per meter kubik.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Jakarta belum mampu membereskan buruknya kualitas udara yang sering terjadi. Berdasar data kualitas udara IQAir pada pukul 11.00, Rabu (22/6/2022), nilai Indeks Kualitas Udara (AQI) kota Jakarta adalah 163 atau masuk dalam kategori tidak sehat. Sementara kandungan partikel halus di udara yang ukurannya 2,5 mikron atau lebih kecil (PM2,5) sebesar 79 mikrogram per meter kubik.

Dalam dua pekan terakhir, DKI Jakarta kembali tercatat sebagai daerah berkualitas udara terburuk sedunia, yakni pada Rabu (15/6/2022) dan Senin (20/6/2022). Masyarakat mulai mengeluhkan kualitas udara itu melalui media sosial sejak minggu lalu. Kepada pemerintah, masyarakat menuntut agar haknya untuk hidup sehat dan menikmati udara bersih di ibu kota bisa terpenuhi.

Pada Rabu (15/6/2022), langit Jakarta tampak berwarna abu-abu seperti kabut di pagi hari. Fenomena ini membuat masyarakat bertanya-tanya dan terdiskripsikan dalam unggahan status warganet di sejumlah media sosial. Sebagian besar mempertanyakan apakah hal tersebut berkaitan dengan langit mendung atau akibat polusi.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan