logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊMenyambut Tahun 2022 dengan...
Iklan

Menyambut Tahun 2022 dengan Beban Kemiskinan dan Pengangguran

Peningkatan jumlah penganggur dan orang miskin pada semester II-2021 membuat langkah Indonesia memasuki tahun 2022 dengan beban kemiskinan dan pengangguran yang cukup berat.

Oleh
Novani Karina Saputri
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/g93bmwMUL9PZe3qaiq8LxyWUsNA=/1024x675/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2Fe938c122-1108-45a6-a724-20a806f10f65_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Pekerja proyek properti berjalan menuju tempat kerja di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (8/12/2020). Kondisi ketenagakerjaan di Indonesia terdisrupsi akibat pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik mencatat jumlah pengangguran di Indonesia 9,1 juta orang pada Agustus 2021.

Membaiknya kondisi perekonomian seharusnya dapat diikuti dengan penurunan angka kemiskinan, penurunan ketimpangan, dan penurunan tingkat pengangguran terbuka. Namun, tampaknya Indonesia akan memasuki tahun 2022 dengan beban kemiskinan dan pengangguran yang cukup berat.

Selama pandemi Covid-19, persentase penduduk miskin kembali meningkat. Pada semester II-2020 penduduk miskin tercatat di angka 10,19 persen.  Persentase yang sama (di atas 10 persen) terakhir dicapai tahun 2017. Sehubungan dengan itu, rasio gini juga diperkirakan meningkat seiring dengan ketimpangan yang terjadi selama masa pandemi Covid-19. Pandemi menyebabkan kelompok rentan lebih banyak kehilangan pekerjaan dan masuk ke dalam kategori kemiskinan ekstrem.

Editor:
Toto Suryaningtyas
Bagikan