logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊPesona dan Bahaya di Balik...
Iklan

Pesona dan Bahaya di Balik Gunung Semeru

Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa menyimpan sejuta pesona keindahan. Namun, Semeru juga memiliki potensi bahaya awan pijar dari letusannya bagi masyarakat sekitar.

Oleh
Andreas Yoga Prasetyo
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/HypMdPeN4QsoBrylQmvfo99oQ3o=/1024x630/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2Fc50231f7-2c08-4b14-8923-f1454cbf70a8_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Awan panas terlihat saat erupsi Gunung Semeru di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Warga masih diminta waspada terkait erupsi susulan. Ancaman banjir lahar hujan juga mengancam karena material vulkanik yang masih tertahan di punggung Semeru.

Keberadaan Gunung Semeru di satu sisi memberikan nilai lebih dari keindahan panorama alam dan tanah yang subur, tetapi di sisi lain juga menebar ancaman dari bencana banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, hingga letusan gunung. Sejumlah kejadian banjir dan tanah longsor yang memakan korban pernah terjadi di kawasan Gunung Semeru di Jawa Timur.

Bencana besar tercatat pada November 1976 menimpa dua kecamatan. Saat itu, 110 warga Kecamatan Candipura dan 8 warga Kecamatan Pronojiwa meninggal diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru. Bencana serupa berupa banjir dan tanah longsor juga terjadi pada Mei 1981 yang mengakibatkan 253 warga Sumbersari meninggal dunia.

Editor:
totosuryaningtyas
Bagikan