Iklan
Wiji Thukul, Grafiti, dan Nada Kegelisahan di Tembok Kota
Tembok kota seakan menjadi jalan akhir untuk menyuarakan keresahan saat cara-cara formal tidak bermuara. Memahami makna yang disampaikan melalui goresan di setiap tembok kota adalah kunci menghadapi fenomena mural ini.
Boleh jadi, tembok kota adalah jalan terakhir yang dimiliki oleh sebagian masyarakat untuk menyuarakan keresahannya saat cara-cara formal tidak bermuara. Atau, inilah satu-satunya cara yang dimiliki oleh kaum marjinal untuk menyampaikan keluh kesahnya kepada penguasa.
Suka ataupun tidak, harus diakui bahwa tembok kota adalah bagian yang turut merekam perjalanan sejarah bangsa. Saking pentingnya, kata tembok bahkan pernah digunakan sebagai metafora dalam sebuah sajak pada dekade 1980-an.