logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊOrang Miskin dan Ultrakaya di ...
Iklan

Orang Miskin dan Ultrakaya di Kala Pandemi

Pandemi melahirkan kesenjangan. Turunnya upah menjadi momok menakutkan pertama dan utama dalam mencukupi kebutuhan hidup. Apalagi, daya beli masyarakat juga terancam menurun karena adanya inflasi.

Oleh
Arita Nugraheni
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/QZA8zEq0c3fi9Sc1ZyH0d-8NlQM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F15fdf38f-fa9b-44a8-bb94-684c1c31c954_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Rumah warga semipermanen yang bediri di pinggir Waduk Pluit, Jakarta dengan latar belakang apartemen yang menjulang tinggi, Senin (2/8/2021). Organisasi masyarakat sipil Oxfam dalam laporannya menyatakan bahwa pandemi Covid-19 tidak sekadar menimbulkan masalah kesehatan, tetapi juga membuat ketimpangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin kian menganga.

Seorang penjaja rokok gendong berlari trengginas seolah sedang menjemput pembeli yang hendak memborong dagangannya. Tak lama, orang-orang di pinggir jalan pun ikut berlarian ke arah yang sama. Terdengar suara tepukan tangan bertaut dengan teriakan β€œeh..ono bantuan, ono bantuan!”

Kemudian segera tukang becak, kusir andong, pemulung, dan sejumlah pedagang mengerumuni sebuah mobil yang berhenti hendak menyalurkan sumbangan sembako.

Editor:
yohanwahyu
Bagikan