Mahasiswa, Rektor, dan Pusaran Kritik Penguasa
Gerakan mahasiswa adalah bagian penting dari demokrasi. Ia lahir dan berkembang sesuai zaman. Kini, di era sosial media, gerakan mahasiswa pun menunjukkan eksistensinya demi menjaga marwah demokrasi.
Suatu hari di pertengahan tahun 1975, rektor Universitas Indonesia (UI) bertemu dengan Presiden Soeharto untuk membahas sejumlah aktivitas kemahasiswaan. Seusai pertemuan, mahasiswa diberi jaminan untuk bebas melakukan diskusi, termasuk memberi kritikan dengan syarat dilakukan secara terbuka. Inilah kepingan kisah dalam sejarah perjalanan bangsa yang menggambarkan posisi mahasiswa dalam pusaran kritik pada penguasa.
Pertemuan antara Presiden Soeharto dan pejabat di lingkungan UI berlangsung di Gedung Bina Graha, kompleks Sekretariat Negara, Kamis, 31 Juli 1975. Pertemuan ini dihadiri Rektor UI Mahar Mardjono, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Eddy Swasono, Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Miriam Budiardjo, dan sejumlah pejabat kampus lainnya.