logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊKurir Memikul Beban Belanja...
Iklan

Kurir Memikul Beban Belanja Daring

Peningkatan jumlah pengiriman barang membuka peluang bagi perusahaan jasa pengiriman dan kurir. Sayangnya, nasib para kurir yang berada di garis depan kerap diabaikan.

Oleh
Yohanes Mega Hendarto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/dAQKJruXuSO7DPP_pkqTHwTaGTA=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2Fc19a8a86-2303-4d24-9538-58e25a695c72_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Antrean panjang pengemudi ojek daring yang akan mengambil pesanan pelanggan di restoran cepat saji McDonald\'s Green Garden, Jakarta Barat, Rabu (9/6/2021). Sejumlah gerai McDonald\'s dipadati pengojek daring dari berbagai aplikator yang akan mengambil pesanan BTS Meal, menu yang baru diluncurkan kolaborasi McDonald\'s Indonesia dan grup K-pop BTS.

Kebiasaan masyarakat menggunakan aplikasi belanja daring tumbuh pesat di tengah pandemi Covid-19. Hal ini makin memajukan ekosistem keuangan dan perdagangan digital di Indonesia. Di balik itu semua, ada kontribusi para kurir yang turut memikul beban pertumbuhan ekonomi digital.

Pesatnya pertumbuhan nilai bisnis daring di Indonesia salah satunya terekam dari data transaksi ritel e-dagang yang dicatat lembaga CEIC. Jika pada 2014 nilai bisnis e-dagang baru sebesar 1,9 miliar dollar AS, jumlahnya terus meningkat menjadi 7,1 miliar dollar AS pada 2017 dan 10,4 miliar dollar AS pada 2019. Di masa pandemi naik signifikan menjadi 12,3 miliar dollar AS (2020).

Editor:
totosuryaningtyas
Bagikan