logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊPersonalisasi Politik di...
Iklan

Personalisasi Politik di Antara Partai Baru

Kehadiran partai politik baru pada pemilu selalu ditopang oleh kekuatan dan popularitas dari sosok. Personalisasi sosok menjadi varibel penting sukses tidaknya sang pendatang baru pada pemilu tersebut.

Oleh
Dedy Afrianto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8MSZ33TRHDo5Ugw-gAjjz_QYdVg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200226_ENGLISH-BANJIR-ANALISIS-POLITIK_A_web_1582726525.jpg
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Lambang-lambang partai politik peserta pemilu ditampilkan dalam sebagian materi refleksi penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Sepanjang periode reformasi, gelaran pemilu selalu diikuti oleh kelahiran partai politik baru yang ditopang kekuatan berupa personalisasi politik. Kini, jelang Pemilu 2024, fenomena tersebut kembali terulang.

Sejak 1999 hingga 2019, pemilihan umum di Indonesia selalu diikuti oleh partai politik baru. Satu-dua berhasil bertahan dan tetap eksis dalam gelanggang politik nasional, sedangkan sebagian lainnya harus takluk di arena pertarungan karena gagal merebut simpati masyarakat.

Editor:
yohanwahyu
Bagikan