Buruh, Katalisator atau Komoditas Politik? (Bagian Pertama)
Kebijakan yang silih berganti dilahirkan oleh setiap periode pemerintahan membuat posisi buruh kerap terombang-ambing di antara dialektika politik negeri ini.
Sejak era pemerintahan Soekarno hingga saat ini, buruh kerap kali berada dalam dua posisi politik, yakni sebagai katalisator dan komoditas dalam kontestasi. Kebijakan yang silih berganti dilahirkan oleh setiap periode pemerintahan membuat posisi buruh kerap terombang-ambing di antara dialektika politik negeri ini.
Suka ataupun tidak, harus diakui bahwa buruh adalah bagian yang turut memainkan peranan penting sepanjang sejarah Republik. Perkumpulan dalam jumlah besar, gerakan yang bersifat masif dan reaktif, hingga organisasi yang tersebar hingga unit terkecil di perusahaan, melahirkan posisi tersendiri bagi buruh dalam jagat politik dalam negeri.