logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊBuruh, Katalisator atau...
Iklan

Buruh, Katalisator atau Komoditas Politik? (Bagian Pertama)

Kebijakan yang silih berganti dilahirkan oleh setiap periode pemerintahan membuat posisi buruh kerap terombang-ambing di antara dialektika politik negeri ini.

Oleh
Dedy Afrianto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/bqSMJnSorYFow40xHCbqmUvJz6k=/1024x2013/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_6413855_68_0.jpeg
Kompas

Ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menggelar aksi memperingati Hari Buruh, di Jakarta, Jumat (2/5). Aksi yang dilakukan pada hari kerja tersebut menyebabkan kemacetan panjang di Jalan MH Thamrin hingga Istana Negara.

Sejak era pemerintahan Soekarno hingga saat ini, buruh kerap kali berada dalam dua posisi politik, yakni sebagai katalisator dan komoditas dalam kontestasi. Kebijakan yang silih berganti dilahirkan oleh setiap periode pemerintahan membuat posisi buruh kerap terombang-ambing di antara dialektika politik negeri ini.

Suka ataupun tidak, harus diakui bahwa buruh adalah bagian yang turut memainkan peranan penting sepanjang sejarah Republik. Perkumpulan dalam jumlah besar, gerakan yang bersifat masif dan reaktif, hingga organisasi yang tersebar hingga unit terkecil di perusahaan, melahirkan posisi tersendiri bagi buruh dalam jagat politik dalam negeri.

Editor:
yohanwahyu
Bagikan