logo Kompas.id
RisetTMII, Tragedi Berdarah, dan...
Iklan

TMII, Tragedi Berdarah, dan Pergulatan Politik Soeharto

Di tengah menurunnya pengunjung TMII, pemerintah mengambil alih pengelolaannya. Langkah inovatif pemerintah ditunggu untuk menaikkan kembali pamor TMII.

Oleh
Dedy Afrianto
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2BdTf36OEk5CIzVmv0NqnDL5JwY=/1024x740/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_12453372_112_6-720x520.jpeg
Kompas

Presiden Soeharto, Minggu (17/4/1988), mencoba sendiri kereta gantung di Taman Mini Indonesia Indah. Kepala Negara mencoba setelah meresmikan pengembangan kereta gantung dengan penekanan tombol di Sasono Langen Budoyo bertepatan dengan HUT XIII TMII. Dengan lambaian tangan, Presiden Soeharto dan Ny Tien Soeharto duduk satu kabin dengan William Suryadjaya serta Pimpinan TMII Sampurno SH.

Pengambilalihan operasional Taman Mini Indonesia Indah atau TMII oleh pemerintah menimbulkan riak di ruang publik. Kondisi ini membuka kembali ruang ingatan tentang pergulatan dalam mengembangkan ”Indonesia Mini” yang disebut sebagai proyek mercusuar di era Orde Baru.

Saat itu, proyek pembangunan TMII menuai banyak pertentangan dari kelompok masyarakat hingga berujung pada sebuah tragedi berdarah pada tahun 1971. Penolakan ini berkelindan dengan pergulatan politik Presiden Soeharto.

Editor:
yohanwahyu
Bagikan