logo Kompas.id
RisetAnatomi Ketimpangan Pasar...
Iklan

Anatomi Ketimpangan Pasar Musik Dunia

Belanja musik global masih didominasi negara-negara dengan ekonomi kuat dan perusahaan-perusahaan besar teknologi digital.

Oleh
Yohanes Advent Krisdamarjati
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/FvGP_bmekRlPWfX9d5LE1Ch6LO8=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F000_1QB4GE_1586160454.jpg
AFP/CHARLY TRIBALLEAU

Pemain tuba Jepang, Kazuhiko Sato (44), dari New Japan Philharmonic Orchestra melakukan rekaman di ruang kedap suara di rumahnya di Tokyo (23/3/2020). Para anggota New Japan Philharmonic Orchestra mempersiapkan pertunjukan terbaru mereka, lebih dari 60 musisi mulai dari trombonis hingga pemain biola dan pemain saksofon. Pertunjukan harus diubah secara daring akibat pandemi Covid-19 .

Teknologi digital menjadi penolong industri musik dunia di tengah impitan krisis pandemi Covid-19. Namun, belanja musik global mengalami ketimpangan karena didominasi oleh negara-negara dengan ekonomi kuat.

Musik merupakan salah satu jenis produk dari industri kreatif. Sektor industri kreatif diposisikan sebagai bidang yang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian dunia di masa depan. United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dalam rilisnya pada Januari 2021 menobatkan tahun 2021 sebagai ”Tahun Internasional Industri Kreatif untuk Pembangunan Berkelanjutan”.

Editor:
yogaprasetyo
Bagikan