logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊJejak Dualisme Partai Politik:...
Iklan

Jejak Dualisme Partai Politik: Tragedi Berdarah di Ibu Kota (Bagian Kedua)

Dualisme Partai Demokrasi Indonesia menjadi pembuka di awal reformasi. Peristiwa Kudatuli pada 27 Juli 1996 menjadi catatan kelam konflik internal partai politik yang tak lepas dari intervensi kekuasaan.

Oleh
Dedy Afrianto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/G6u3ZESXCUIV7OrtBa0qDs9xgAc=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_13359835_130_3.jpeg
Kompas

Penyerbuan kantor PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta, Sabtu (27/7/1996), oleh pendukung kubu Soerjadi berakhir dengan bentrokan antara massa dan aparat keamanan di kawasan Jalan Salemba, Jakarta Pusat. Sebelumnya kantor PDI diduduki oleh massa pendukung Megawati Soekarnoputri.

Memasuki era Orde Baru, partai tidak begitu memainkan peranan sebagai katalisator perubahan politik, terutama setelah fusi yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1973. Walakin, riak dalam internal partai tetap terjadi jelang pengujung pemerintahan Soeharto. Konflik ini berujung pada kerusuhan di Ibu Kota.

Setelah pucuk pimpinan negara berganti dari Soekarno ke Soeharto, peta politik di Indonesia mengalami perubahan yang cukup fundamental. Kestabilan yang sempat goyah pada tahun 1965, perlahan mulai ditata kembali dengan cara pelibatan militer di dalam roda pemerintahan.

Editor:
yohanwahyu
Bagikan