Membaca Data Kemiskinan di Masa Covid-19
Sejauh mana pandemi Covid-19 memperkuat fenomena kemiskinan penduduk saat ini?
![https://cdn-assetd.kompas.id/6AiLx7PIdHWdfWQRvkMk1xDbI2M=/1024x655/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2Ff0368dc2-1ac2-4166-9376-8590ab31de7d_jpg.jpg](https://cdn-assetd.kompas.id/6AiLx7PIdHWdfWQRvkMk1xDbI2M=/1024x655/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2Ff0368dc2-1ac2-4166-9376-8590ab31de7d_jpg.jpg)
Seorang lansia memperlihatkan uang bantuan sosial tunai (BST) yang diterimanya di RT 007 RW 001 Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (18/2/2021). BST merupakan program bantuan pemerintah melalui Kementerian Sosial berupa uang tunai yang diberikan kepada keluarga miskin, tidak mampu, dan rentan terkena dampak dari pandemi Covid-19.
Profil kemiskinan yang belum lama dirilis Badan Pusat Statistik tak hanya mengungkap akar persoalan lama dan problem baru akibat pandemi Covid-19, tetapi juga peluang untuk melawan kemiskinan.
Secara logika, pandemi Covid-19 akan berdampak pada gangguan ekonomi sehingga kemiskinan akan meningkat tajam. Laporan Bank Dunia bertajuk โEx-ante Poverty & Distributional Impacts of Covid-19 in Indonesiaโ yang diterbitkan Juni 2020 juga memperkuat logika tersebut.