logo Kompas.id
โ€บ
Risetโ€บDaya Tarik Pegawai Negeri dan ...
Iklan

Daya Tarik Pegawai Negeri dan Reformasi Birokrasi

ASN kini dituntut berorientasi pelayan publik dan bukan lagi pangreh praja seperti masa lalu, apalagi sekadar berorientasi penghasilan atau bahkan sebagai alat politik.

Oleh
Toto Suryaningtyas
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zu1b26TzJmFnSxER_-RTAuBv7rk=/1024x635/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F5bfdbecf-7207-44ab-af37-4f8bbecb0239_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Sejumlah pegawai negeri mengambil foto rekan mereka yang sedang menjalani pengambilan sampel usap di GOR Delta, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, 25 Agustus 2020.

Iming-iming penghasilan tetap serta status pekerjaan yang โ€mapanโ€ tampaknya menjadi daya tarik yang selalu memikat untuk menjadi seorang pegawai negeri. Tidak banyak yang menyadari bahwa kini seorang aparatur sipil negara juga dituntut untuk profesional dan punya semangat melayani.

โ€Hanya teori saja. Kalau belum pasti jangan disebar dulu. Sudah kuduga. Wkwkwk prank awal tahun.โ€ Itulah komentar miring di berbagai laman medsos merespons kabar rencana kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN) hingga minimal memiliki penghasilan Rp 9 juta.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan