logo Kompas.id
RisetMelek HAM lewat Film
Iklan

Melek HAM lewat Film

Pelanggaran HAM bukan ranah yang mudah dipahami. Ada intrik politik, hukum, dan wilayah abu-abu yang tak semua orang dapat menerimanya dengan baik. Media film dapat menghadirkan narasi pelanggaran HAM dengan lebih luwes.

Oleh
Arita Nugraheni
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/w0YE1bkjBcR2AEjQboENKzhYNTQ=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Ff1358e89-662a-45a6-bab9-6984efb12d7c_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Mural pejuang dan aktivis hak asasi manusia terpampang di kawasan Bojongsari, Depok, Jawa Barat, 11 November 2020.

Pada tahun ini, Hari Hak Asasi Manusia yang diperingati setiap 10 Desember mengusung tema ”Recover Better”, sebuah semangat solidaritas global untuk bangkit mengatasi kegagalan akibat pandemi Covid-19. Tak terkecuali di Indonesia, momen Hari HAM menjadi pengingat akan persamaan hak di atas segala perbedaan.

Persoalan hak asasi tidak sebatas pelanggaran HAM berat yang saat ini pun masih belum tuntas. Kasus-kasus ini memberikan sinyal kepada kita semua bahwa pelanggaran HAM terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan