logo Kompas.id
RisetMenengok Kekuatan Algoritma...
Iklan

Menengok Kekuatan Algoritma Media Sosial di Pilpres AS

Belajar dari pengalaman pilpres 2016 dan strategi Trump berkampanye di media sosial pada saat itu, hasil akhir pemilu AS 2020 tetap belum pasti. Apakah peran media sosial dalam pemilu AS kali ini segahar tahun 2016?

Oleh
Yohanes Advent Krisdamarjati
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/1Qtjl5uzZ0n0jl7k5NV-2cIAkp4=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Ffacae010-73a2-4acd-8e54-790d1a5ec4f5_jpg.jpg
AP/EVAN VUCCI

Presiden AS Donald Trump berbicara dalam kampanye terbuka Make America Great Again di Bandara Cherry Capital di Traverse, Michigan, AS, Senin (2/11/2020).

Penggunaan media sosial bukan hal baru dalam politik Amerika Serikat. Media sosial yang berkembang mulai 2006 telah digunakan sebagai sarana komunikasi publik oleh Presiden Barack Obama melalui Twitter.

Presiden Donald Trump yang menjabat setelah Obama juga menggunakan Twitter sejak 2009. Sejak 4 Mei 2009 hingga 26 Oktober 2020, sudah 45.000 cuitan yang ia kirimkan. Tagar yang paling banyak digunakan Trump saat di Twitter berkaitan dengan kampanyenya menjadi presiden AS. Tiga tagar yang paling banyak digunakan ialah #trump2016, #makeamericagreatagain, dan #MAGA yang merupakan akronim dari slogan kampanye di pilpres 2016, yaitu Make America Great Again.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan