logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊBalada Nelayan Bergulat dalam ...
Iklan

Balada Nelayan Bergulat dalam Kemiskinan

Makin merosotnya minat menjadi nelayan tak lepas dari semakin menurunnya potensi ekonomi profesi ini. Harapan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dengan mengandalkan hasil melaut terasa semakin berat.

Oleh
Arita Nugraheni
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ccImdvURHb9RuTTQtzYmbdyqS_s=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F88aa262d-10cb-4b4b-8802-d753378cc2a9_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Nelayan di sekitar Sungai Cibeureum, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mendapatkan bantuan berupa alat konverter bahan bakar minyak ke gas, 21 Oktober 2020. Seorang nelayan di antaranya sedang berdiri di dekat perahu miliknya.

Perikanan merupakan sektor ekonomi yang amat menjanjikan. Sayangnya, persoalan terkait nelayan kecil masih belum mendapat perhatian serius. Tak pelak, masalah klise nelayan masih saja terjadi meski sudah coba dipecahkan berdekade-dekade silam.

Di atas kertas, perikanan merupakan bidang yang amat menjanjikan. Kontribusi subsektor perikanan pada produk domestik bruto (PDB) nasional terus naik. Peningkatannya bahkan lebih tinggi daripada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (PKP) secara umum.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan