Gerakan Buruh
Buruh di Tengah Pusaran Politik Bangsa
Gerakan buruh belum menemukan format yang ideal sehingga mampu menjadi kekuatan pengaruh yang kuat. Fragmentasi kekuatan buruh menjadi pekerjaan rumah untuk merumuskan konsolidasi dari kekuatan buruh itu sendiri.
Aksi demonstrasi buruh yang menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja menjadi rentetan rekam jejak dan bukti bahwa kaum buruh sejatinya tidak takut untuk bersuara. Sayangnya, gerakan politik buruh ini memang tidak mudah dan kerap kali mengalami ”kegagalan” karena tuntutannya tak kunjung terpenuhi.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F20201008nik-demo-buruh2_1602153863.jpg)
Ribuan pekerja di Sidoarjo, Jawa Timur, berunjuk rasa menolak RUU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020).
Meskipun demikian, gerakan buruh tidak mengenal putus asa dan lelah meskipun pemerintah dan DPR tetap kukuh mengegolkan Undang-Undang Cipta Kerja. Di satu sisi, hal ini dapat dimaknai bahwa kaum buruh dengan jumlah yang sesungguhnya besar ini tak memiliki kekuatan politik yang kuat. Padahal, golongan inilah yang dulu berjasa besar membawa Indonesia menuju kemerdekaan.