logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊKarut-marut Pelayaran Tol Laut
Iklan

Karut-marut Pelayaran Tol Laut

Jaringan luas pelabuhan tol laut dengan subsidi tinggi menyisakan pertanyaan besar. Mengapa disparitas harga antardaerah masih terus terjadi?

Oleh
ALBERTUS KRISNA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/hjW36NYGwEw85dNP6jKm9IK88MY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F20200309_ENGLISH-TOL-LAUT_B_web_1583764400.jpg
KOMPAS/LASTI KURNIA

Kapal tol laut Kendhaga Nusantara 12 bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (8/3/2020). Pada rapat terbatas Kamis (5/3/2020) lalu, Presiden Jokowi menyatakan kekecewaan atas pelaksanaan program tol laut karena belum berhasil memangkas biaya logistik antardaerah.

Kehadiran tol laut idealnya akan mengatasi disparitas harga barang antarwilayah di Indonesia. Meskipun sudah berjalan hampir lima tahun, pelayaran kapal-kapal tol laut belum sepenuhnya mencapai tujuan tersebut.

Harapan besar masyarakat di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) terhadap dampak program tol laut belum sepenuhnya terwujud. Sebagian dari mereka harus tetap merogoh kantong dalam-dalam agar dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Sebab, di sejumlah daerah 3T, harga jual barang masih fluktuatif dan tetap tinggi.

Editor:
bimasakti
Bagikan