logo Kompas.id
โ€บ
Risetโ€บMenguji Nilai Ekonomi Wisata...
Iklan

Menguji Nilai Ekonomi Wisata Virtual

Demi mengobati kerinduan terhadap pengalaman berwisata akibat pembatasan sosial, pemerintah dan sejumlah pihak swasta menggelar wisata virtual. Namun, dampak pengganda wisata pada umumnya minim diberikan oleh wisata.

Oleh
Agustina Purwanti
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/r0QnMDKJVmuWiuFpW_dm3izDlzI=/1024x1536/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F2b7cc185-7e45-4f7f-9b7e-421791ba3c13_jpg.jpg
KOMPAS/DOKUMENTASI SANGGAR ANAK SEMESTA

Anak-anak yang tergabung dalam Sanggar Anak Semesta Mataram membawakan pertunjukan berjudul Menapak Jejak Samalas yang ditampilkan secara virtual pada pembukaan Festival Geowisata 2020 di Mataram, Rabu (15/7/2020). Pertunjukan budaya itu memadukan tarian, musik etnik, tembang Babad Lombok, dan musik jazz untuk menggambarkan dahsyatnya letusan Samalas pada abad ke-13.

Demi mengobati kerinduan terhadap pengalaman berwisata akibat pembatasan sosial, pemerintah dan sejumlah pihak swasta menggelar wisata virtual. Namun, dampak pengganda wisata pada umumnya minim diberikan oleh wisata virtual.

Di tengah upaya pemerintah membangkitkan kembali sektor pariwisata dengan penerapan protokol kesehatan, berlangsung sejumlah wisata virtual yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama sejumlah pihak swasta. Komunitas Jakarta Good Guide (JGG), misalnya.

Editor:
kompascetak
Bagikan