logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊKisah Karantina Haji di Tengah...
Iklan

Kisah Karantina Haji di Tengah Wabah Era Kolonial

Pelaksanaan ibadah haji di tengah penyebaran penyakit menular bukan hanya kali ini dilakukan. Pada tahun 1800-an kondisi serupa pernah terjadi dan diiringi oleh kewajiban karantina sebelum memasuki Pelabuhan Jeddah.

Oleh
Dedy Afrianto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/SovuooCve8GJQEAGa90eWhEWzDY=/1024x681/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_13376487_121_4.jpeg
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Bekas rumah dinas dokter Belanda yang dijadikan museum di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu. Pulau Onrust dahulu digunakan pemerintah kolonial Belanda sebagai tempat karantina calon haji.

Pelaksanaan ibadah haji di tengah penyebaran penyakit menular bukan hanya kali ini dilakukan. Pada tahun 1800-an, kondisi serupa pernah terjadi dan diiringi oleh kewajiban karantina sebelum memasuki Pelabuhan Jeddah, Arab Saudi. Di Tanah Air, lahir pula kewajiban untuk melakukan karantina sebelum jemaah kembali ke daerah masing-masing pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

Selain jauhnya perjalanan yang ditempuh dengan kapal, jemaah haji dari Indonesia pada abad ke-19 hingga medio awal abad ke-20 harus berhadapan dengan bahaya penyakit menular. Perjalanan yang melelahkan selama berbulan-bulan hingga minimnya sarana kesehatan membuka ruang kemungkinan yang dapat menyebabkan jemaah haji tertular sejumlah penyakit selama di perjalanan.

Editor:
yohanwahyu
Bagikan