logo Kompas.id
โ€บ
Risetโ€บPengembara Jalanan, Penjaga...
Iklan

Pengembara Jalanan, Penjaga Kebersihan Kota

Jauh sebelum Indonesia merdeka, fenomena gelandangan sebagai cikal bakal pemulung telah ada di masyarakat Jawa tradisional.

Oleh
ALBERTUS KRISNA
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4x_Lx2tbyNqY0fiBXUOEAthS224=/1024x1024/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F20170827H6_ENGLISH-OPINI-UTANG_B_web.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Keberadaan manusia gerobak yang kerap membawa anak-anak kecil saat mencari barang bekas menjadi salah satu potret jalanan di Ibu Kota, seperti yamg terlihat di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (27/8/2017). Kebanyakan, anak-anak manusia gerobak ini tidak memiliki akses pendidikan, kesehatan, air bersih dan tempat tinggal yang layak.

Gelandangan yang menjadi awal munculnya pemulung, pada masanya identik dengan pengembara yang dianggap memiliki makna romantis.

Makna romantis, menurut buku Pemulung Jalanan Yogyakarta (Argo, 1999), tersemat dalam diri para pengembara berkat kegiatan mulia yang mereka lakukan. Selama perjalanan dari satu kerajaan ke kerajaan lain, pengembara ini membagi pengetahuan, adat kebiasaan di lingkungan kerajaan, etika, dan spiritual.

Editor:
bimasakti
Bagikan