logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊNasib Mahasiswa Perantau di...
Iklan

Nasib Mahasiswa Perantau di Tengah Wabah Korona

Ada ratusan ribu mahasiswa perantau dengan latar belakang ekonomi keluarga pas-pasan di lima provinsi dengan temuan kasus Covid-19 terbanyak bertahan belajar dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Oleh
AGUSTINA PURWANTI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/TiiKjssGcA47-19s3ZPzKOjFIUE=/1024x582/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2FNeneng-Septiani2_1586164165_1586413962.jpeg
ARSIP SOCIAL TRUST FUND UIN JAKARTA UNTUK KOMPAS

Neneng Septiani, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta di depan warung yang ditunjuk Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta untuk menyediakan paket makan gratis untuk mahasiswa kurang mampu, akhir Maret di Ciputat, Tangerang Selatan. Neneng mendaftarkan diri sebagai mahasisw penerima bantuan pangan dari STF. Lebih dari 1.000 mahasiswa UIN Jakarta membutuhkan bantuan pangan selama pandemic Covid-19. Sebanyak 90 persen dari mereka adalah mahasiwa perantau.

Bagi mahasiswa perantau dengan latar belakang kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan, bertahan untuk tetap melangsungkan pendidikan sekaligus mencukupi keperluan hidup minimal sehari-hari bukanlah persoalan mudah.

Sementara itu, pemerintah kini mulai menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Jika penyebaran virus tak kujung berakhir, boleh jadi kebijakan PSBB akan diperpanjang.

Editor:
bimasakti
Bagikan