logo Kompas.id
โ€บ
Politikโ€บLampu Minyak di Antara...
Iklan

Lampu Minyak di Antara Gemerlap Perbatasan

Oleh
Saiful Rijal Yunus dan Agnes Theodora
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/mgRIiBOLdMefIFdvJTb8U9ng2Qo=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/http%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F08%2F20170814H_TAPAL-BATAS_I_web.jpg
Kompas/Iwan Setiyawan

Paulinu (67) menggunakan lampu minyak untuk menerangi rumah sekaligus warungnya di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Kamis (3/8). Rumah Paulinu dan puluhan rumah warga lain belum mendapat aliran listrik meskipun hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari Pos Lintas batas Negara (PLBN) Motaain yang kini terlihat megah dengan fasilitas lengkap.

Perbatasan Indonesia semakin โ€œgemerlapโ€. Bangunan pos yang megah berarsitektur ciamik, berpendingin ruangan, dan diterangi ratusan lampu, mengundang decak kagum warga. Bangga, sudah tentu. Namun, di tengah gemerlap itu, masih ada warga di sekitar pos perbatasan yang bahkan untuk hidup layak pun tak mudah.

Malam jatuh di Motaain, salah satu dusun terakhir sebelum memasuki wilayah negara tetangga, Timor Leste. Lampu-lampu neon di tepi jalan tersentak dari tidur seharian, menyala benderang. Terlebih, kompleks Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di Desa Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, yang terang bukan kepalang. Listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah bisa mencukupi kebutuhan energi PLBN itu.

Editor:
Bagikan