Peradilan
Jalan Terjal Hakim Menuntut Keadilan
Adanya kompensasi yang memadai, maka celah yang menjadi titik rawan memudarnya integritas hakim bisa ditutup.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F10%2F07%2Ff6c25f9e-0d2d-4145-aaca-96fd4ed1b892_jpg.jpg)
Para hakim yang tergabung dalam Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) saat menanti dimulainya audiensi tuntutan kesejahteraan mereka di gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Senin (7/10/2024).
Kiranya alam Indonesia bisa mengimbangi terjalnya jalan para hakim, the silent corps, dalam menuntut keadilan atas peningkatan kesejahteraan mereka saat ini, terutama kenaikan gaji dan jaminan keamanan. Ganasnya lautan, dan dinamisnya gejolak masyarakat, senantiasa mengiringi mereka dalam menjalankan tugasnya memberikan keadilan bagi seluruh warga.
Ifa Latifa Fitriani, saat ditemui di kantor Kompas, Jakarta, Kamis (10/10/2024), masih mengingat bagaimana perutnya diaduk-aduk saat mengarungi Laut Halmahera dalam perjalanan dari Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, ke Pulau Morotai, Kabupaten Kepulauan Morotai, Maluku Utara, untuk melaksanakan tugasnya sebagai hakim melakukan sidang keliling. Saat itu, ia bertugas di Pengadilan Agama Morotai yang wilayah hukumnya mencakup dua kabupaten tersebut.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 2 dengan judul "Jalan Terjal Hakim Menuntut Keadilan".
Baca Epaper Kompas