Pilkada 2024
Persoalan Struktural dan Finansial Hambat Anak Muda Terjun ke Pilkada
Meski kenyataan politik kadang tidak adil bagi yang tidak memiliki akses atau jejaring, parpol tetap menjadi kunci.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F08%2Fab2bd042-469f-47ec-8f30-6449f7c3a57c_jpg.jpg)
Ilustrasi anak muda di kontestasi politik. Tim Media Sosial Harian Kompas meluncurkan program #MudaMemilih sebagai upaya edukasi politik kepada generasi muda di Jakarta, Rabu (8/11/2023). Jumlah pemilih generasi Y (milenial) dan generasi Z yang mencapai 115,6 juta atau 56,45 persen dari total pemilih membuat suara mereka diperebutkan para kontestan Pemilu 2024.
Koneksi politik terbatas, dukungan finansial yang rendah, serta adanya skeptisisme generasi muda terhadap sistem politik dinilai menjadi hambatan utama generasi muda untuk terjun ke pemilihan kepala daerah atau pilkada. Padahal, kehadiran kaum muda berkualitas dalam politik elektoral sangat penting untuk menyelesaikan persoalan daerah sekaligus membawa Indonesia menghadapi bonus demografi 2045.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 2 dengan judul "Persoalan Struktural dan Finansial Hambat Kontestasi Anak Muda".
Baca Epaper Kompas