logo Kompas.id
Politik & HukumSerba Instan dan Tanpa...
Iklan

Serba Instan dan Tanpa Penolakan, Kisah Mundurnya Demokratisasi di Munas Golkar

Bahlil mengaku berperan pada perubahan AD/ART yang memereteli kewenangan munas dalam penetapan ketua dewan-dewan partai.

Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
· 0 menit baca
Suasana Rapimnas Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (20/8/2024).
KOMPAS/WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN

Suasana Rapimnas Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (20/8/2024).

Sekalipun dihadiri 1.500 peserta, tak banyak suara muncul dalam rapat paripurna Musyawarah Nasional XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (21/8/2024) siang. Dalam agenda penetapan calon ketua umum itu, para peserta hanya mengangguk, bertepuk tangan, dan berteriak setuju. Ketika satu-satunya interupsi muncul, pimpinan sidang pun langsung menolaknya.

”Sebentar, masih rapat ini. Biar cepat ’barang’ (pencalonan Bahlil) ini selesai. Kalau begini (ada interupsi), tak selesai-selesai. Terima kasih adik, muah,” ucap Adies Kadir, Ketua Pengarah Munas XI Golkar yang memimpin sidang terakhir sebelum menetapkan Bahlil Lahadalia, calon tunggal Ketua Umum Golkar 2024-2029, sebagai pimpinan tertinggi partai berlambang beringin itu.

Editor:
SUHARTONO
Bagikan