Gonjang-ganjing Golkar dan Hilangnya Kedaulatan Parpol
Jika diamati, sebelum Partai Golkar, gejolak di internal partai sudah lebih dahulu terjadi di PPP, PAN, dan PKS.
Diyakini ada kekuatan besar berperan di balik pergantian Ketua Umum Golkar yang berlangsung mendadak. Rentetan peristiwa yang tak lazim terjadi pada salah satu partai politik paling demokratis pasca-Reformasi 1998 itu menjadi pengingat akan pentingnya upaya menjaga kedaulatan partai. Tanpa partai yang berdaulat, praktik politik Indonesia akan menjauhi demokrasi, dan malah bergerak menuju otoritarianisme kompetitif.
Pengunduran diri mantan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto secara mendadak bukan hal yang mudah dimengerti oleh banyak pihak. Secara politik, Airlangga yang sudah memimpin partai beringin selama tujuh tahun terakhir itu telah membawa Golkar rebound dalam perolehan suara, dari perolehan suara 12 persen pada Pemilu 2019 menjadi 14 persen di Pemilu 2024. Hal itu pun membuat Golkar menjadi partai dengan perolehan kursi parlemen terbanyak kedua di Pemilu 2024 ini.