Tambang, Suara Kritis Pemuda, dan Jejak Demokrasi Kesultanan Ternate
Pemuda Maluku Utara mengkritik dampak pertambangan nikel tidak lepas dari sejarah masyarakat hidup dalam iklim demokratis.
Pengeras suara kedai kopi yang ada di salah satu pojok benteng terbesar peninggalan Belanda di Kota Ternate, Maluku Utara, berdengung pada Jumat (8/9/2023) malam. Beberapa pemuda berdatangan lalu mengisi kursi yang sudah disusun di sekelilingnya. Mulanya sekitar sepuluh orang, namun makin malam makin banyak pemuda yang berkumpul di bawah cahaya temaram Benteng Oranje.
Selain ramai oleh mereka yang datang secara langsung, perkumpulan tersebut juga dihadiri sejumlah orang secara daring. Mereka terhubung lewat sambungan video daring yang tampilannya ditembakkan ke salah satu bagian dinding. Satu per satu dari para pemuda itu lalu mengambil kesempatan untuk berbicara dalam diskusi yang diadakan oleh Sentral Organisasi Pelajar Mahasiswa Indonesia (Seopmi) Halmahera Timur, Maluku Utara, tersebut.