logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊTambang, Suara Kritis Pemuda, ...
Iklan

Tambang, Suara Kritis Pemuda, dan Jejak Demokrasi Kesultanan Ternate

Pemuda Maluku Utara mengkritik dampak pertambangan nikel tidak lepas dari sejarah masyarakat hidup dalam iklim demokratis.

Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU, ANTONIUS PONCO ANGGORO
Β· 1 menit baca
Salah satu sudut bangunan di Benteng Fort Oranje di Ternate, Maluku Utara. Beberapa bangunan difungsikan sebagai tempat berkumpul berbagai kalangan. Setiap sore sampai malam, kawasan ini ramai dikunjungi masyarakat Ternate.
KOMPAS/DANU KUSWORO

Salah satu sudut bangunan di Benteng Fort Oranje di Ternate, Maluku Utara. Beberapa bangunan difungsikan sebagai tempat berkumpul berbagai kalangan. Setiap sore sampai malam, kawasan ini ramai dikunjungi masyarakat Ternate.

Pengeras suara kedai kopi yang ada di salah satu pojok benteng terbesar peninggalan Belanda di Kota Ternate, Maluku Utara, berdengung pada Jumat (8/9/2023) malam. Beberapa pemuda berdatangan lalu mengisi kursi yang sudah disusun di sekelilingnya. Mulanya sekitar sepuluh orang, namun makin malam makin banyak pemuda yang berkumpul di bawah cahaya temaram Benteng Oranje.

Selain ramai oleh mereka yang datang secara langsung, perkumpulan tersebut juga dihadiri sejumlah orang secara daring. Mereka terhubung lewat sambungan video daring yang tampilannya ditembakkan ke salah satu bagian dinding. Satu per satu dari para pemuda itu lalu mengambil kesempatan untuk berbicara dalam diskusi yang diadakan oleh Sentral Organisasi Pelajar Mahasiswa Indonesia (Seopmi) Halmahera Timur, Maluku Utara, tersebut.

Editor:
ANITA YOSSIHARA
Bagikan