logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊKekerasan Terus Terjadi, Perlu...
Iklan

Kekerasan Terus Terjadi, Perlu Kedepankan Dialog di Papua

Berbagai kekerasan masih terus terjadi di Tanah Papua. Hingga pekan kemarin, aksi KKB menewaskan dua warga. Untuk mengatasinya perlu ada dialog, dengan didahului penghentian konflik senjata antara aparat dan KKB.

Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI, FABIO MARIA LOPES COSTA
Β· 1 menit baca
Tampak kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Merthens, berdasarkan video yang dipublikasikan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka pada Jumat (10/3/2023). Philip yang berasal Selandia Baru ini ditawan kelompok Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
DOKUMENTASI TPN-OPM

Tampak kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Merthens, berdasarkan video yang dipublikasikan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka pada Jumat (10/3/2023). Philip yang berasal Selandia Baru ini ditawan kelompok Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

JAKARTA, KOMPAS β€” Langkah kemanusiaan dengan mengedepankan dialog perlu dicoba untuk mengatasi kekerasan di Papua, termasuk untuk membebaskan Philip Mehrtens, pilot Susi Air, yang disandera kelompok kriminal bersenjata di Nduga, Papua Pegunungan, sejak 7 Februari lalu. Upaya itu dinilai sebagai langkah tepat untuk memutus mata rantai kekerasan, termasuk konflik bersenjata, di Papua.

Peneliti isu Papua dari Jaringan Damai Papua (JDP) Adriana Elisabeth saat dihubungi dari Jakarta, Senin (1/5/2023), berpandangan upaya untuk mengatasi kekerasan di Papua, termasuk pembebasan pilot Susi Air itu perlu mengedepankan dialog atau negosiasi, tanpa kekerasan. Agar dialog berjalan, dibutuhkan prasyarat situasi kondisi, yakni aparat kemanan maupun kelompok kriminal bersenjata (KKB) harus berhenti terlibat dalam konflik senjata.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan