logo Kompas.id
โ€บ
Politik & Hukumโ€บMerawat Pemikiran Tiga Guru...
Iklan

Merawat Pemikiran Tiga Guru Bangsa

Pemikiran Cak Nur, Gus Dur, maupun Buya Syafii menjadi panutan dalam menjaga nilai-nilai berbangsa dan bernegara. Ketiganya selalu menggaungkan kebinekaan dalam konteks kebangsaan dan juga demokrasi.

Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
ยท 1 menit baca
Suasana acara Refleksi Kebangsaan yang diadakan oleh Sumbu Kebangsaan di Jakarta, Sabtu (18/3/2023). Sumbu Kebangsaan adalah sebuah wadah inisiatif bersama Nurcholish Madjid Society, Jaringan Gusdurian, dan Maarif Institute. Acara tersebut berusaha menggali kembali pemikiran kebangsaan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholish Madjid, dan Syafii Maarif yang menjadi salah satu pemikir Islam paling berpengaruh di Indonesia.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Suasana acara Refleksi Kebangsaan yang diadakan oleh Sumbu Kebangsaan di Jakarta, Sabtu (18/3/2023). Sumbu Kebangsaan adalah sebuah wadah inisiatif bersama Nurcholish Madjid Society, Jaringan Gusdurian, dan Maarif Institute. Acara tersebut berusaha menggali kembali pemikiran kebangsaan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholish Madjid, dan Syafii Maarif yang menjadi salah satu pemikir Islam paling berpengaruh di Indonesia.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Pemikiran tiga cendekiawan Muslim, yaitu Nurcholis Madjid, Abdurrahman Wahid, dan Buya Syafii Maarif, terus relevan untuk menghadapi tantangan bangsa di hari ini. Keugaharian hidup dan kemuliaan berpikir yang mendahulukan kepentingan bangsa dan negara penting untuk diteladani generasi muda.

Semangat ini yang ingin diperkenalkan dan disebarluaskan oleh Sumbu Kebangsaan, sebuah wadah inisiatif bersama Nurcholish Madjid Society (NCMS), Jaringan Gusdurian, dan Maarif Institute. Hal itu disampaikan Sumbu Kebangsaan saat menggelar diskusi publik bertema โ€Spirit Guru Bangsa: Cak Nur, Gus Dur, dan Buya Syafii, dalam Aspek Bernegara Masa Kini,โ€ Sabtu (18/3/2023), di Jakarta.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan