logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊDilema Perang dan Kemanusiaan ...
Iklan

Dilema Perang dan Kemanusiaan pada Kecerdasan Buatan

Kekhawatiran hilangnya kendali manusia dalam pengambilan keputusan perang kian kuat seiring pengembangan sistem persenjataan otonom. Kekhawatiran itu bisa dihindari dengan akurasi data sebagai basis kecerdasan buatan.

Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/OpvygvjNhXHj1jy8gTePjgIvvdk=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F08%2Fb5bb8c34-0326-4ad4-a9f6-b80dfadd3f0f_jpg.jpg

Seorang komandan angkatan bersenjata menggeser tampilan layar televisi berukuran tak kurang dari 46 inci yang dibaringkan di atas meja kerjanya. Dengan dua jari telunjuk, ia memperbesar gambaran aerial di beberapa lokasi, lalu berulang kali mengklik pilihan informasi yang muncul pada setiap tempat. Data dan informasi yang mencuat beberapa detik setelah ia mengetukkan jarinya itu pun dibaca dengan saksama. Sebab, sejumlah lokasi tersebut merupakan bagian dari medan perang, tempat ia akan mengirimkan sejumlah pasukan.

Meski sudah memiliki rencana besar sebelumnya, data dan informasi dari layar tersebut menjadi pertimbangan tambahan bagi sang komandan. Apalagi, informasi yang diberikan tak sekadar profil tempat, tetapi juga menyajikan sejumlah skenario serangan yang memungkinkan dilakukan terhadap lawan. Begitu juga mekanisme pertahanan yang diperlukan, sesuai dengan analisis pola serangan yang umumnya pernah digencarkan lawan di lokasi tertentu.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan