logo Kompas.id
โ€บ
Politik & Hukumโ€บAntisipasi Penyebaran...
Iklan

Antisipasi Penyebaran Ekstremisme di Lapas Perlu Dimaksimalkan

โ€Napi umum di penjara biasanya mencari sandaran agama untuk penebusan dosa karena merasa bersalah. Mereka mendapatkannya dari napi teroris yang mereka anggap berpengetahuan lebih soal agama," kata peneliti IACSP, Rakyan.

Oleh
REBIYYAH SALASAH
ยท 0 menit baca
Pasukan Unit Penjinak Bom Polda Jawa Barat membawa barang bukti yang disita dari rumah terduga teroris U alias Said di Kompleks Bojong Malaka Indah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/1).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Pasukan Unit Penjinak Bom Polda Jawa Barat membawa barang bukti yang disita dari rumah terduga teroris U alias Said di Kompleks Bojong Malaka Indah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/1).

JAKARTA, KOMPAS โ€” Penyebaran paham ekstrem akibat adanya interaksi antara narapidana umum dan narapidana teroris di dalam lembaga permasyarakatan perlu diantisipasi. Interaksi dinilai menjadi saluran termudah penyebaran paham tersebut, terutama karena narapidana umum merasa butuh sandaran agama. Oleh karena itu, pengawasan perlu dimaksimalkan.

Peneliti terorisme dari International Association for Counter-terrorism and Security Professionals (IACSP), Rakyan Adibrata, mengungkapkan hal itu, Kamis (26/1/2023). Ia menyoroti penyebaran paham ekstrem di lembaga permasyarakatan atau lapas setelah tertangkapnya terduga teroris berinisial AW (39) di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (22/1/2023). AW (39) diketahui merupakan mantan narapidana (napi) narkoba dan diduga terpapar paham ekstrem dari napi teroris saat ditahan di Lapas Nusakambangan, Jawa Tengah.

Editor:
ANTONY LEE
Bagikan