logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊMenakar Ancaman Teror
Iklan

Menakar Ancaman Teror

Beberapa tahun terakhir, teror bom terbilang melandai. Tetapi, ancaman teror tidak pernah surut. Bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar jadi alarm. Kelompok radikal pun terus bergerak, menyebarkan narasi antipemerintah.

Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
Β· 1 menit baca
Presiden Joko Widodo (kiri) meninjau pusat ledakan bom bunuh diri di Gang Serumpun, Jalan Cendrawasih, Kota Sibolga, Sumatera Utara, Minggu (17/3/2019). Presiden meminta warga menjalin persatuan untuk melawan tindak terorisme. Dalam kunjungannya, Presiden memberikan bantuan total Rp 1,45 miliar untuk pembangunan kembali 151 rumah yang rusak.
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Presiden Joko Widodo (kiri) meninjau pusat ledakan bom bunuh diri di Gang Serumpun, Jalan Cendrawasih, Kota Sibolga, Sumatera Utara, Minggu (17/3/2019). Presiden meminta warga menjalin persatuan untuk melawan tindak terorisme. Dalam kunjungannya, Presiden memberikan bantuan total Rp 1,45 miliar untuk pembangunan kembali 151 rumah yang rusak.

Teror bom bunuh diri di Kepolisian Sektor Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, membangunkan kembali kewaspadaan bahwa ancaman teror tetap membayangi meskipun beberapa tahun belakangan ini ancaman teror bom terbilang melandai. Kewaspadaan semakin perlu ditingkatkan karena pelaku bom bunuh diri yang terakhir itu adalah narapidana terorisme. Ia pun diketahui terafiliasi dengan kelompok radikal, Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Sementara itu, sejumlah kelompok radikal pun kian beradaptasi dengan situasi dan segala keterbatasan. Salah satu upaya yang mereka lakukan adalah dengan mengubah pola gerakan.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan