logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊSejarah Baru Ulama Perempuan...
Iklan

Sejarah Baru Ulama Perempuan Terukir di Kota Ukir

Mengikuti rangkaian diskusi di Ponpes Hasyim Asy'ari Bangsri membuka cakrawala baru, bahwa membicarakan isu tentang keadilan jender sudah menjadi kebutuhan. Memperjuangkan keadilan jender.

Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
Β· 1 menit baca
Suasana pertemuan para peserta yang menjadi ajang reuni bagi mereka saat Kongres Ulama Perempuan Indonesia II di Pondok Pesantren Hasyim Asy'Ari, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis (24/11/2022). Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II mengangkat tema Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan. Sebanyak 1.600 peserta dari sejumlah negara dan daerah di Indonesia hadir membahas tentang berbagai isu keagamaan, sosial, perempuan dan budaya.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Suasana pertemuan para peserta yang menjadi ajang reuni bagi mereka saat Kongres Ulama Perempuan Indonesia II di Pondok Pesantren Hasyim Asy'Ari, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis (24/11/2022). Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II mengangkat tema Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan. Sebanyak 1.600 peserta dari sejumlah negara dan daerah di Indonesia hadir membahas tentang berbagai isu keagamaan, sosial, perempuan dan budaya.

Selama 23-26 November 2022, Kongres Ulama Perempuan Indonesia 2 dihelat di Pondok Pesantren, Bangsri, Jepara, Jawa Tengah. Di kota ukir, sejarah baru gerakan ulama perempuan akan diukir. Kongres akan menghasilkan fatwa yang menjadi platform perjuangan komunitas organik itu.

Sejak Kamis (23/11) pagi, area Ponpes di kota kecamatan itu dipadati oleh peserta kongres. Rata-rata peserta yang datang adalah ibu-ibu berhijab. Ada yang datang dari Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Magelang, guru madrasah, hingga laki-laki pelajar dan mahasiswa yang memiliki passion di isu keadilan jender.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan