logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊLarangan Polisi Membawa...
Iklan

Larangan Polisi Membawa Tongkat Komando Dapat Dilihat sebagai Simbol Pelucutan

Bukan hanya dapat dimaknai dilucuti. Keputusan Presiden menemui seluruh perwira polisi secara langsung pada Jumat (14/10/2022) mengindikasikan bahwa pimpinan Polri tidak lagi didengar oleh jajaran di bawahnya.

Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
Β· 1 menit baca
Sepatu para pejabat Polri saat mereka shalat Jumat di Gedung Krida Bhakti di samping Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat (14/10/2022). Para pejabat Polri ini akan mengikuti Pengarahan Presiden kepada Pati Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres Se-Indonesia. Sebanyak 559 pejabat Polri mengikuti acara ini. Hadir juga komisioner Kompolnas pada acara ini.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Sepatu para pejabat Polri saat mereka shalat Jumat di Gedung Krida Bhakti di samping Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat (14/10/2022). Para pejabat Polri ini akan mengikuti Pengarahan Presiden kepada Pati Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres Se-Indonesia. Sebanyak 559 pejabat Polri mengikuti acara ini. Hadir juga komisioner Kompolnas pada acara ini.

JAKARTA, KOMPAS β€” Larangan bagi para perwira menengah dan tinggi Polri membawa tongkat komando saat menemui Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, pada Jumat (14/10/2022), dapat dimaknai sebagai simbol pelucutan kepada jajaran yang tidak mau ikuti perintah. Keputusan Presiden menemui seluruh perwira polisi itu secara langsung juga mengindikasikan bahwa pimpinan Polri tidak lagi didengar oleh jajaran di bawahnya.

Penilaian itu disampaikan oleh kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, Sabtu (15/10/2022), saat dihubungi dari Jakarta. Menurut dia, semestinya Presiden cukup bicara kepada pimpinan puncak Polri. Namun, Presiden memilih bertemu langsung.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan