KONFLIK WARGA
Kekerasan Agama Tidak Butuh Solusi Toleransi Semu
Konflik yang diwarnai kekerasan bernuansa agama membutuhkan solusi yang komprehensif. Bukan jargon toleransi semu.

Anggota kepolisian memeriksa kondisi salah satu rumah yang menjadi sasaran pembakaran di Dusun Ganjar, Desa Mareje, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu (4/5/2022). Kejadian pembakaran enam unit rumah itu terjadi pada Selasa (3/5/2022) malam karena dipicu oleh kesalahpahaman antarwarga terhadap pembakaran petasan pada malam Lebaran.
JAKARTA,KOMPAS — Berulangnya konflik horizontal yang diwarnai kekerasan agama menuntut semua pihak memikirkan dan mengimplementasikan solusi yang komprehensif. Solusi yang menguatkan kohesi masyarakat bisa menjadi solusi jangka panjang, bukan pseudo toleransi atau toleransi semu.
Ketua Dewan Pengawas Majelis Buddhayana Indonesia Sudhamek, Minggu (8/5/2022), mengatakan, solusi jangka pendek atas konflik warga yang diwarnai kekerasan agama di Desa Mareje, Kecematan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah dicapai. Kondisi telah kembali kondusif. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan bahkan Kapolda NTB Inspektur Jenderal Joko Poerwanto telah turun tangan langsung.