logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊKesetaraan Jender Terhambat...
Iklan

Kesetaraan Jender Terhambat Politik Oligarki dan Fundamentalisme Agama

Dua agenda penting Reformasi 1998, yakni partisipasi politik perempuan dan perjuangan melawan kekerasan, sampai saat ini belum juga tercapai. Oligarki dan fundamentalisme agama ditengarai sebagai sebab.

Oleh
Edna C Pattisina
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ZUX0lBwv9N5nApBiRJrceCacTtA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F7a524299-9572-439f-b097-0ef62e6e4f97_jpg-e1615183825111.jpg
Kompas/Yuniadhi Agung

Aktivis memegang poster saat hadir dalam aksi menyambut Hari Perempuan Sedunia di kawasan sekitar Bundaran Bank Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Mereka menyuarakan berbagai permasalahan yang dihadapi perempuan di Indonesia, antara lain, masih terjadinya kekerasan terhadap perempuan serta ketidaksetaraan dalam berbagai hal.

JAKARTA, KOMPAS β€” Kesetaraan dan keadilan jender yang merupakan pijakan penting untuk merealisasikan demokrasi terhambat oleh politik oligarki dan fundamentalisme agama. Akibatnya, agenda reformasi untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur juga semakin tertinggal.

Direktur Pusat Studi Gender dan Demokrasi (PSGD) LP3ES Julia Suryakusuma, Selasa (28/12/2021), mengungkapkan, saat ini terjadi peningkatan oligarki di Indonesia. Kekuasaan berada di tangan segelintir orang sehingga pemerintah pun sulit menjalankan tugasnya dengan baik.

Editor:
Anita Yossihara
Bagikan