logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊHikayat Sandal yang Tertukar...
Iklan

Hikayat Sandal yang Tertukar di Muktamar NU

Tidak seperti sebelumnya, Muktamar Ke-34 NU di Lampung berjalan mulus. Ketegangan akibat perbedaan pendapat luruh karena kuatnya persaudaraan para Nahdiliyin serta humor yang kerap muncul selama muktamar berlangsung.

Oleh
Rini Kustiasih/Iqbal Basyari
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/q5pVcgerTavGstfEIeTne_FZN-k=/1024x636/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2Fc43244fe-f5e2-450d-b058-687ce53fb832_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

KH Yahya Cholil Staquf (kiri) mencium tangan KH Said Agil Siroj seusai pemungutan suara dalam Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama di Universitas Lampung, Bandar Lampung, Lampung, Jumat (24/12/2021) dini hari. KH Yahya Cholil Staquf raih 337 suara, unggul atas KH Said Aqil Siroj yang meraih 210 suara dan berhak memimpin organisasi masyarakat Islam terbesar di Tanah Air hingga 2026.

Jauh dari kekhawatiran awal, estafet kepemimpinan di tubuh Nahdlatul Ulama berjalan mulus dan minim kericuhan. Ada saja humor yang muncul di tengah ketegangan saat pembahasan tata tertib, bahkan penghitungan suara calon ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Muktamar kali ini pun berlangsung relatif damai sekalipun dinamika perbedaan pendapat juga tetap muncul. Namun, jika dibandingkan dengan situasi muktamar-muktamar sebelumnya, Muktamar Ke-34 NU di Lampung kali ini jauh lebih tenang dan damai. Dalam sejarahnya, muktamar NU selalu dinamis, dan bisa terjadi perdebatan yang sangat keras.

Editor:
Anita Yossihara
Bagikan