logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊDemokrasi Hadapi Tantangan...
Iklan

Demokrasi Hadapi Tantangan Kekuasaan Elite Lokal Pasca-Orde Baru

Bukannya menghasilkan demokrasi lokal yang sehat dan inklusif, program deregulasi, privatisasi, dan desentralisasi justru dieksploitasi dan dimanfaatkan oleh kelompok elite lokal yang predatoris.

Oleh
Rini Kustiasih
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/nCYUr6b6yHXCfLcK-yfXoh7bWxo=/1024x695/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F8fc6a915-7b30-4e96-94df-dd052356c2dd_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Suasana saat sejumlah aktivis yang tergabung dalam Gerakan #BersihkanIndonesia, Perempuan Indonesia Anti-Korupsi, BEM SI, dan beberapa perwakilan organisasi lain menggelar aksi di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (9/11/2021).

JAKARTA, KOMPAS β€” Demokrasi di Indonesia menghadapi tantangan dari munculnya elite politik lokal setelah runtuhnya rezim otoritarian, yakni Orde Baru. Kondisi ini antara lain tergambarkan dari munculnya dinasti-dinasti politik lokal yang menguasai politik daerah hingga sumber daya ekonomi setempat. Fenomena itu antara lain ditemui di Provinsi Banten, yang saat ini kepemimpinan lokalnya dikuasai oleh trah jawara.

Wacana mengenai munculnya elite lokal itu dibahas di dalam buku karya Vedi Hadiz yang berjudul Lokalisasi Kekuasaan di Indonesia Pasca Otoritarianisme, yang dibedah secara daring, Jumat (17/12/2021). Hadir sebagai pembicara ialah Okamoto Masaaki dari Kyoto University; Lili Romli, profesor riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); dan Ade Irawan, aktivis antikorupsi.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan