logo Kompas.id
Politik & Hukum”Kematian Kedua” Para...
Iklan

”Kematian Kedua” Para Perempuan Terpidana Mati

Hari-hari setelah vonis hukuman mati dilalui para perempuan terpidana mati bak menjalani kematian kedua. Asa pengampunan kian memudar meski mereka korban dari penerapan hukuman yang tak berperspektif jender.

Oleh
Dian Dewi Purnamasari/Susana Rita/Prayogi Dwi Sulistyo
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/tFsubM7JIEGS4bH3wFMe404PJYc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2F20181102_DEMO_B_web_1541141348.jpg
KOMPAS/ALIF ICHWAN

Sejumlah massa yang tergabung dalam Migrant Care berunjuk rasa di depan kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Jumat (2/11/2018). Mereka mengutuk keras Pemerintah Arab Saudi yang mengeksekusi hukuman mati Tuti Tursilawati.

Hari-hari setelah vonis hukuman mati dilalui bak menjalani kematian kedua. Rasa takut seolah tak berujung. Frustrasi kerap menghampiri. Apalagi dengan keluarga harus terpisah oleh terali besi dan tembok penjara. Asa untuk bisa memperoleh pengampunan pun kian memudar meski mereka hanya korban dari penerapan hukuman yang tak berspektif jender.

Dengan terbata-bata sambil sesekali menitikkan air mata, Merry Utami (47) menceritakan kisah getir hidupnya dalam diskusi yang digelar Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat, 9 Oktober lalu. Tak perlu diucapkannya, laku Merry yang terlihat dari sambungan video jarak jauh, dari tempatnya ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Perempuan Semarang, Jawa Tengah, menyiratkan rasa cemas mendalam. Namun, ia tetap memberanikan bercerita, berharap hadirnya keadilan, dan tak ada lagi orang lain seperti dirinya.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan