logo Kompas.id
Politik & HukumSabam Sirait, ”Pendekar”...
Iklan

Sabam Sirait, ”Pendekar” Tangguh sampai Titik Akhir

Kepergian Sabam Sirait meninggalkan warisan berharga bagi politisi saat ini, yakni berpolitik suci dan beradab. Politik harus digunakan untuk kepentingan negara dan keadilan bagi masyarakat.

Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/K4L_HSdvmiH-Sw3fG1z-La8mfrA=/1024x580/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2FWhatsApp-Image-2021-10-03-at-20.03.16-1_1633266495.jpeg
KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO

Jenazah Sabam Sirait (83) disemayamkan di Kompleks Senayan, Jakarta, Minggu (3/10/2021), sebelum dimakamkan di Tempat Pemakaman Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.

Sabam Sirait mengajarkan berpolitik yang suci dan beradab. Kemerdekaan dan keadilan bagi masyarakat harus diutamakan meski menanggung nyawa. Prinsip itu senantiasa dipegang teguh oleh Sabam sampai pengujung usianya.

Pada 1993, masa Orde Baru, sosok Sabam menghangatkan Sidang Umum MPR. Bagaimana tidak, ia berani menginterupsi jalannya sidang, hal yang tabu di zaman itu. Saat itu Sabam, yang mewakili Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI), mengusulkan, antara lain, agar asas pemilu ditambah rumusan baru ”jurdil” (jujur dan adil) untuk melengkapi asas ”luber” (langsung, umum, bebas, dan rahasia).

Editor:
Madina Nusrat
Bagikan