logo Kompas.id
Politik & HukumKemampuan Lemah, Alih...
Iklan

Kemampuan Lemah, Alih Teknologi Pengembangan Industri Pertahanan Masih Sulit Diwujudkan

Alih teknologi dalam pengembangan industri pertahanan dinilai masih sulit dilakukan. Salah satunya karena penelitian dan pengembangan industri pertahanan ini lemah meskipun di dalam negeri ada 147 industri pertahanan.

Oleh
Edna C Pattisina
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/jr3dTxz-3feDPjXSw2kbPgQN_z8=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_17624394_16_0.jpeg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Pegawai di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, menyelesaikan pembuatan panser Anoa yang menjadi salah satu andalan alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan dalam negeri, Senin (5/10/2015). Sejumlah produk alutsista dalam negeri telah diakui kualitasnya oleh mancanegara dan beberapa produknya pun dipakai untuk alat pertahanan dan keamanan negara-negara di Asia dan Afrika.

JAKARTA, KOMPAS — Walaupun sudah ada berbagai aturan, pelaksanaan ofset atau alih teknologi dalam pengembangan industri pertahanan sulit dilakukan. Salah satu hal mendasar adalah kurangnya kemampuan dari industri pertahanan dalam negeri.

”Tingkatkan kemampuan industri pertahanan yang ada saat ini untuk bisa menyerap ofset,” kata Alman Helvas Ali, ahli pertahanan, dalam diskusi dengan tema ”Offset, Transfer of Technology Programs, dan Rencana Modernisasi Tentara Nasional Indonesia” yang diadakan Semar Sentinel, Kamis (8/7/2021).

Editor:
Madina Nusrat
Bagikan