logo Kompas.id
Politik & HukumAntara Indonesia Memanggil dan...
Iklan

Antara Indonesia Memanggil dan Wawasan Kebangsaan

Wawasan kebangsaan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi tak perlu diragukan lagi. Mereka telah melalui serangkaian pendidikan dan pelatihan kedisiplinan dan kebangsaan begitu diterima sebagai pegawai KPK.

Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UrNqnlrwhuooPw9LNPGPfryrm-4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2Fb15e2d00-acbf-4092-9481-8bd63fda8f20_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Penanganan tindak pidana korupsi masih menjadi tema pilihan yang diekspresikan masyarakat melalui pesan-pesan coretan di dinding seperti terlihat di kawasan Kedaung, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (7/5/2021). Sebanyak 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK tidak lolos tes wawasan kebangsaan sebagai syarat pengalihan status menjadi aparatur sipil negara. Ke-75 pegawai KPK yang tidak lolos seleksi ASN disinyalir merupakan tokoh-tokoh sentral dalam pemberantasan korupsi.

Bukan perkara mudah untuk menjadi pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi. Semua kandidat harus melakui serangkaian proses seleksi yang panjang lagi ketat untuk bisa menyandang status pegawai lembaga antirasuah yang disegani para koruptor.

”Indonesia Memanggil”, itulah nama program seleksi pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang digelar sejak tahun 2005. Tak cukup memenuhi syarat administrasi, para kandidat pegawai KPK juga harus menjalani tes potensi, tes kompetensi bidang, serta tes bahasa Inggris.

Editor:
Anita Yossihara
Bagikan