logo Kompas.id
Politik & HukumSetelah Tragedi KRI Nanggala…
Iklan

Setelah Tragedi KRI Nanggala…

Salah satu parameter untuk menjadi bangsa yang kuat adalah militer yang kuat. Tragedi tenggelamnya KRI Nanggala-402 hendaknya dijadikan pelajaran bagi negara untuk berpihak pada pertahanan.

Oleh
Edna C Pattisina
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uKkudQDi7SzVTVyYqXId2oOpZFE=/1024x764/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F29042021-suparto-01_1619667052.jpg
ISTANA KEPRESIDENAN/AGUS SUPARTO

Presiden Joko Widodo saat menghadiri silaturahmi dengan perwakilan keluarga korban KRI Nanggala-402 yang dilaksanakan di Hanggar Pangkalan Udara TNI AL Juanda, Sdioarjo, Jawa Timur, Kamis (29/4/2021).

Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 menggetarkan hati masyarakat. Selain karena 53 prajurit terbaik TNI Angkatan Laut menjadi korban, tragedi itu juga menguak banyak persoalan di pertahanan Indonesia. Masalah kemanusiaan memang harus didahulukan, terutama bagi keluarga 53 patriot yang gugur. Namun, pertanyaan berikutnya, selanjutnya apa?

Bangsa Indonesia kerap terbawa emosi yang melodramatis. Namun, gelombang emosi berlalu begitu saja. Yang terjadi, kerap kali, justru menunggu gelombang berikutnya. Padahal, ada masalah mendasar yang harus diselesaikan, yaitu bagaimana bangsa ini melindungi dirinya sendiri.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan