logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊSandi Yudha, Kemampuan Rahasia...
Iklan

Sandi Yudha, Kemampuan Rahasia Kopassus

Doktrin Sandi Yudha menjadi salah satu kunci keberhasilan operasi-operasi Kopassus beberapa waktu lalu. Namun, kini zaman berubah, cara berperang ke depan pun berubah, Kopassus dituntut untuk berevolusi.

Oleh
Edna C Pattisina
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gErjKupbolQBrx71-fPpHoA0Vmw=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20201119EDN01_1605799184.jpg
KOMPAS/EDNA CAROLINE PATTISINA (EDN)

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memeriksa kesiapan pasukan khusus TNI, Kamis (19/11/2020). Di Makopassus, Hadi yang didampingi Danjen Kopassus Mayjen Mohammad Hasan memeriksa perbekalan, latihan, dan kemampuan menembak 530 anggota Kopassus yang bisa berkumpul dalam 6 menit 52 detik.

Paruh pertama tahun 1996, ada 24 anggota tim Ekspedisi Lorentz, tujuh di antaranya warga negara asing,  disandera Kelly Kwalik di Mapenduma, Papua. Operasi Pembebasan Sandera digelar, sebagian besar merupakan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Situasi yang dihadapi tidak mudah. Medan yang luas berupa hutan padat dan gunung serta suhu yang dingin. Sementara kelompok Kelly Kwalik menguasai wilayah seperti halaman rumahnya sendiri. Mereka terus berpindah. Kunci operasi adalah kalau tim bisa menemukan penculik dan sandera.

Editor:
susanarita
Bagikan