logo Kompas.id
Politik & HukumPenanganan Terorisme Perlu...
Iklan

Penanganan Terorisme Perlu Lebih Sensitif Jender

Anggapan bahwa selama ini lelaki lebih suka kekerasan ketimbang perempuan dinilai tidak sepenuhnya benar. Pakar terorisme menyebutkan, di sejumlah kasus, perempuan justru lebih keras pendiriannya ketimbang laki-laki.

Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/lu4Rc0oh6P1XAUW4ABo024Et6wg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2FWhatsApp-Image-2021-03-31-at-18.05.56_1617191590.jpeg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Petugas kepolisian berjaga di gerbang utama Mabes Polri, Jakarta, seusai insiden serangan oleh terduga teroris, Rabu (31/3/2021). Setelah peristiwa serangan itu, penjagaan di Mabes Polri diperketat.

JAKARTA, KOMPAS — Peningkatan pesat jumlah perempuan teroris, baik yang terlibat aksi teror maupun ditahan Densus 88, disoroti banyak pihak. Dibutuhkan riset atau kajian ilmiah mengenai apa yang mendorong perempuan terlibat dalam aksi kekerasan. Negara juga diharapkan lebih sensitif jender dalam menyelesaikan masalah radikalisme dan terorisme.

Hal itu mengemuka dalam diskusi publik ”Perempuan, Terorisme, dan Maskulinitas” yang digelar Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) dan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, Jumat (2/4/2021). Keterlibatan perempuan dalam kekerasan terlihat dalam dua serangan teror yang terjadi baru-baru ini.

Editor:
Antony Lee
Bagikan