LIPI: DPR Paling Banyak Persoalan Saat Mengawasi Kerja Intelijen
Hasil penelitian LIPI dalam acara ”Menguak Kabut Pengawasan Intelijen di Indonesia”, kemarin, secara daring, ada 55 problem utama dialami tujuh aktor pengawas. Terbanyak oleh DPR karena ada konflik kepentingan.
JAKARTA, KOMPAS — Pengawasan intelijen dinilai belum responsif. Hal ini terutama disebabkan oleh konflik kepentingan dan kelemahan regulasi yang dialami oleh pihak-pihak pengawas intelijen. Kelemahan pengawasan ini tidak saja menimbulkan masalah efektivitas intelijen, tetapi dikhawatirkan juga bisa merusak demokrasi.
Dari hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang disampaikan lewat kertas kerjanya, ”Menguak Kabut Pengawasan Intelijen di Indonesia”, kemarin, secara daring, ada 55 problem utama yang dialami tujuh aktor pengawas intelijen. Problem terbanyak dialami oleh DPR sebanak 14 problem, pengawasan publik 11 problem, dan presiden 10 problem. Lainnya, pengawasan dilakukan oleh lembaga negara independen, pihak internasional, internal intelijen, dan pengadilan negeri.